Peristiwa
Hijrah ke Yatsrib terjadi pada hari jum’at, tanggal 16 Rabiul Awwal, tahun 1 H,
atau tanggal 2 juli tahun 622 M, tibalah Nabi beserta rombongannya di kota
Yatsrib. Masyarakat Yatsrib dengan penuh
semangat dan suka cita berbondong-bondong menyambut kedatangan Nabi Muhammad
Saw. beserta rombongannya. Mereka sangat bahagia karena sudah sejak lama mereka
menunggu kedatangan Nabi Muhammad Saw. Masyarakat Yatsrib menyambut Nabi Muhammad Saw dan kaum muhajirin
sambil melantunkan syair dan lagu-lagu sebagai tanda cintanya kepada beliau.
Yaitu:
Setelah Baiat Aqabah kedua, dimana
penduduk Mekah dan Madinah sudah sepakat akan melindungi Nabi dan umat islam,
tidak akan saling mengganggu, dan akan mendukung dakwah Nabi, maka Rasulullah
memerintahkan para sahabat untuk segera berhijrah ke Yatsrib. Para sahabat bergegas menuju madianah. Seorang
demi seorang, sepasang demi sepasang, mereka mulai meninggalkan Mekah pada tengah
malam menuju Madinah.
Masyarakat Mekah dan Yatsrib mereka
membaur menjadi satu. Seolah mereka adalah saudara, mereka saling membantu dan
saling menolong, bahu membahu bahkan mereka menganggap keluarga sendiri.
Masyarakat Mekah yang hijrah ke
Yatsrib terkenal dengan sebutan kaum Muhajirin, sedangkan masyarakat Yatsrib
terkenal dengan sebutan kaum Anshar artinya kaum penolong.
Setelah Nabi Muhammad dan penduduk
Mekah hijrah, kota Yatsrib dirubah namanya menjadi Madinah. Penduduk Madinah
pun semakin baik, semakin mengalami kemajuan baik di bidang perdagangan,
pertanian, dan peradaban. Madinah semakin maju dan terkenal.
B. Sebab-sebab
hijrah Nabi Muhammad Saw ke Yatsrib
1.
tekanan kaum Quraisy terhadap dakwah Islam semakin kuat
Tekanan dan siksaan
kafir Quraisy terhadap umat islam semakin keras. Bahkan hanya kaum muslimin
yang lemah, para sahabat dan keluarga Rasulullah Saw pun menjadi sasaran
kekejaman mereka.
Apa lagi setelah istri
beliaun (Sayidatina Khadijah) dan paman beliau Abu Thalib wafat pada tahun
ke-10 kenabian. Penghinaan dan penyiksaan kafir Quraisy semakin menjadi.
Seperti yang dilakukan Uqbah bin Mu’ith kepada beliau.
Ketika Nabi Muhammad
Saw sedang bersujud di sekitar orang-orang Quraisy, Uqbah bin Mu’ith datang
dengan membawa kotoran dan melmparkannya keatas penggung beliau . Nabi Saw
tidak mengangkat kepalanya hingga datang Fatimah ra. Membersihkannya.
Demikian beratnya
tekanan dan penyiksaan yang dilakukan kafir Quraisy sehingga akhirnya demi
menjaga keimanan dan keselamatan kaum Muslimin serta keamanan dakwahnya,
Rasulullah Saw. memerintahkan para sahabat dan pengikutnya untuk hijtah ke
Yatsrib.
2.
penduduk Yatsrib menerima dakwah Rasulullah
Ternyata penduduk Yatsrib
lebih dapat menerima dakwah Nabi Saw. dari pada penduduk negeri lain. Hal ini
terbukti oleh baiat yang dilakukan oleh penduduk Yatsrib kepada Rasulullah.
Enam orang tokoh Bani
Khazraj menyatakan keimanannya di hadapan Rasulullah Saw dan siap melakukan
dakwah di kota Yatsrib. Pada tahun kesebelas kenabian serombongan orang-orang
Khazraj mengunjungi ka’bah untuk berhaji. Dalam rombongan itu ada enam orang
tokoh bani khazraj. Mengetahui hal itu, Rasulullah Saw mengajak mereka memeluk
Agama Islam.
Bagaikan “ulam tiba pucuk
dicinta”, Alhamdulillah, usaha Rasulullah Saw. berhasil. Keenam orang tersebut
menyatakan diri masuk islam. Mereka percaya bahwa Nabi Muhammad Saw. adalah
Rasul Allah seperti yang disebutkan dalam kitab orang Yahudi.
Sepulang dari Mekah keenam
orang tersebut mendakwahkan ajaran agama islam di Yatsrib. Ternyata penduduk
Yatsrib dapat menerima dan menyambut dakwah islam dengan baik. Tidak lama
kemudian banyak penduduk Yatsrib yang memeluk islam. Akhirnya ada secercah
sinar harapan bagi perjuangan dakwah islam melalui penduduk Yatsrib.
3. adanya jaminan keamanan drai penduduk Yatsrib terhadap dakwah
Nabi.
Pada tahun ke-12
kenabian (621 M) ada 12 orang penduduk Yatsrib datang ke Mekah untuk berhaji.
Mereka terdiri dari 10 orang suka Khazraj dan 2 orang suku ”Aus”. Kedatangan
mereka ke Mekah, disamping untuk berhaji, mereka juga bermaksud ingin menemui
Rasulullah Saw.
Namun Rasulullah
Saw tidak bersedia menemui mereka di
kota Mekah, karena khawatir akan dicelakai olrh orang-orang kafir Quraisy.
Akhirnya Nabi Saw bersedia menemui mereka di desa Aqabah (sebuah desa di dekat
Mina) pada suatu malam.
Pada malam itu
juga, mereka melakukan baiat tanda setia kepada Rasulullah Saw penduduk Yatsrib yang terkenal memiliki sifat ramah,
lemah lembut, dan suka menolong itu berjanji untuk setia dan melindungi
keselamatan dan keamanan dakwah Nabi
Saw.
Baiat tersebut
di kenal dengan nama Baiat Aqabah Pertama (Baiat al-Aqabah al-Ula) atau Baiat
an-Nisa’ (Baiat Wanita). Hal itu karena diantara mereka terdapat seorang
wanita, yaitu Afra binti Ubaid Ibnu Tsa’labah. Dialah wanita Yatrib pertama
yang berbaiat kepada Rasulullah Saw.
Isi Baiat Aqabah Pertama
1. tidak mempersekutukan Allah
2.
tidak berdusta
3. tidak membunuh anak-anak perempuan
5. tidak memfitnah
6. tidak melakukan hal-hal tercela
7. akan tetap setia kepada Allah dan Rasul-Nya
Setelah 12 orang
berbaiat dihadapan Rasulullah Saw. mereka meminta agar beliau mengutus salah
seorang sahabat untuk mengajarkan Al-Qur’an dan menjadi imam kaum muslimin
dimYatsrib. Untuk itu Rasulullah Saw menutus Mush’ab bin Umair agar berangkat
ke Yatsrib bersama mereka. Akhirnya mereka kembali ke Yatsrib bersama Mush’ab
bin Umair untuk melakukan dakwah islam
disana.
4. permintaan penduduk Yatsrib agar Rasulullah hijrah ke negerinya
Penduduk Yatsrib yang terkenal memiliki sifat ramah, lemah
lembut, dan suka menolong itu bukan hanya berjanji untuk setia dan melindungi
Nabi Saw., namun mereka juga meminta kepada Rasulullah Saw. untuk berhijrah ke
Yatsrib. Permintaan itu mereka sampaikan pada peristiwa Baiat al-Aqabah. Baik pada Baiat Aqabah
Pertama maupun kedua. Oleh karena itu Rasulullah Saw memerintahkan kaum
muslimin agar segera hijrah ke Yatsrib. Sebanyak 75 orang penduduk Yatsrib
sedang berbaiat di hadapan Rasulullah Saw di desa Aqabah dan meminta beliau
untuk berhijrah ke Yatsrib.
Satu tahun setelah
Baiat Aqabah pertama, yakni pada tahun ke-13 kenabian (622 M) sebanyak 75 orang
penduduk Yatsrib (ada riwayat menyenbutkan 73) dipimpin oleh Al-Barra bin
Ma’rur bersama Mush’ab bin Umair datang ke Mekah meminta agar Rasulullah Saw
hijrah ke Yatsrib.
Nabi Saw memanggil
Mush’ab dan meminta keterangan tentang perkembangan dakwah Islam di Yatsrib. Setelah mendengar
penjelasan Mush’ab tentang keberhasilannya dalam mengajarkan agama islam di
sana, dengan didampingi pamannya yang bernama Abbas bin Abdul Muthalib,
akhirnya Nabi Saw menemui penduduk Yatsrib di Aqabah pada saat tengah malam.
Pada pertemuan ini
penduduk Yatsrib meminta dengan sangat agar Rasulullah Saw berhijrah ke Yatsrib
dan bersedia menjadi pemimpin bagi mereka di sana. Pada malam itu juga mereka
berbaiat kepada Rasulullah. Baiat kali ini disebut Baiat Kubra atau Baiat
Aqabah kedua.
Isi Baiat Aqabah Kubra
1. berjanji untuk taat dan
setia kepada Rasulullah Saw. baik dalam keadaan senggang maupun sibuk
2. berjanji untuk tetap
berinfak, baik dalam keadaan lapang maupun
dalam keadaan sempit
3. berjanji untuk tetap
melakukan kebaikan dan mencegah kemungkaran
4. barjanji untuk tetap
teguh membela kebenaran karena Allah swr. Tanpa rasa takut dicela
5. berjanji untuk tetap
membantu dan membela Rasulullah sebagaimana membela diri sendiri dan
keluarganya.
Setelah orang-orang
Yatsrib tersebut mengucapkan baiat, mereka diminta Rasulullah Saw agar 12
pemimpin dan wakil mereka dalam melaksanakan tanggung jawab atas keselamatan
kaumnya masing-masing, yakni 9 orang perwakilan suku Khazraj dan 3 orang dari
suku Aus.
Sepulang dari Mekah
mereka mengajak sanak famili dan kerabat mereka untuk memeluk agama islam usaha
mereka berhasil dengan sangat baik. Sehingga pada saat Rasulullah Saw hijrah ke
Yatsrib pada tanggal 12 Rabiul Awwal bertepatan pada tanggal 22 september 622
M, pengikut agama Islam di Yatsrib sudah lebih dari 500 orang.
5. adanya rencana pembunuhan kafir Quraisy terhadap Rasulullah
Berita tentang
penduduk Yatsrib yang telah banyak memeluk agama Islam akhirnya diketahui oleh
orang-orang kafir Quraisy. Orang-orang kafir itu juga telah mengetahui bahwa
sebagian besar kaum Muslimin telah berhijrah ke Yatsrib. Karena itu mereka
sepakat untuk membunuh Rasulullah Saw.
Pada hari kamis,
tanggal 26 Safar tahun ke-14 kenabaian bertepatan tanggal 12 Aeptember 622 M.
Para pemuka Quraisy mengadakan pertemuan di suatu tempat yang bernama Darun
Nadwah untuk membicarakan cara menyingkirkan Nabi Muhammad Saw. pertmuan itu
dihadiri oleh para pemimpin suku Bani Quraisy, Bani Naufal, Bani Asad, Bani
Abdu Dar, Bani Makhzum, Bani Jamh, dan Bani Abdi Syamsy.
Dalam pertemuan itu
Abu Aswad mengusulkan agar Muhammad Saw diusir dari Negeri Arab. Pendapat ini
tidak disetujui, karena jika Muhammad Saw diusir maka beliau akan berdakwah di
negeri lain. Mereka khawatir pengikutnya semakin banyak dan sewaktu-waktu
beliau akan menyerang Mekah.
Sedangkan Abul
Bukhturi berpendapat agar Muhammad Saw sitangkap dan dipenjarakan sampai mati.
Pendapat ini pun ditolak, dengan alasan Muhammad Saw pasti akan ditolong oleh
kaum muslimin Mekah dan Yatsrib.
Akhirnya pertemuan
itu menerima usulan Abu Jahal agar mereka mengumpulkan pemuda-pemuda Quraisy
yang kuat dan gagah berani untuk menghalangi dakwah islam sampai tega akan membunuh
Rasulullah Saw. manusia hanya dapat merencana, Allah swt. Jualah yang akan
menentukannya.
6. adanya perintah Allah untuk berhijrah
Pada
saat pemimpin-pemimpin Quraisy sedang merencanakan pembunuhan terhadap Nabi
Saw., Allah swt. Menurunkan ayat berbunyi:
وَإِذْ
يَمْكُرُ بِكَ الَّذِينَ كَفَرُوا لِيُثْبِتُوكَ أَوْ يَقْتُلُوكَ أَوْ يُخْرِجُوكَ
وَيَمْكُرُونَ وَيَمْكُرُ اللَّهُ وَاللَّهُ خَيْرُ الْمَاكِرِينَ
Artinya:
“Dan (ingatlah), ketika
orang-orang kafir (Quraisy) memikirkan daya upaya terhadapmu untuk menangkap
dan memenjarakannya atau membunuhmu, atau mengusirmu. Mereka memikirkan tipu
daya dan Allah menggagalkan tipu daya itu, dan Allah ebaik-baik pembalas tipu
daya “(QS. Al-Anfal:30).
Setelah menyampaikan ayat di atas,
jibril memberitahukan Nabi Saw., bahwa Allah swt. Telah menceritakan beliau
untuk berhijrah ke Yatsrib. Setelah itu Nabi pun segera bersiap untuk
berhijrah.