Penderitaan kaum muslimin karena
disiksa dan dianiaya oleh kaum kafir Quraisy telah menimbulkan kesedihan yang
amat dalam pada diri Nabi Muhammad Saw. Walaupun para sahabat adalah
orang-orang yang sabar dan tabah, namun Nabi Muhammad Saw tetap merasa khawatir
akan keselamatan mereka. Beliau berpikir kaum muslimin perlu pindah untuk
sementara ke negara lain.
A.
Peristiwa Hijrah ke Habasah
Hijrah adalah pindah dari satu tempat
ke tempat yang lain.
Nabi
Muhammad Saw mengetahui bahwa Ashhimmah An-Najasyi, adalah seorang raja dari
Negeri Habasah yang adil dan tidak mau menzhalimi seorangpun. Maka Nabi
Muhammad Saw memerintahkan kaum muslimin agar hijrah ke Habasah.
Peristiwa
hijrah ke Habasah ini terjadi dalam dua tahap:
1.
Hijrah ke Habasah tahap Pertama.
Pada bulan Rajab tahun ke-5 kenabian
serombongan kaum muslimin Mekah berhijrah ke Habasah untuk pertama kali. Dalam
tahap pertama itu rombongan terdiri dari 10 orang pria dan dan 5 orang wanita. Di
antara mereka adalah: Utsman bin Affan bersama istrinya Ruqayyah (putri Nabi
Muhammad Saw), Abu Hudzaifah beserta istrinya Sahlah binti Suhail bin Amr,
Zubair bin Awwam, Mush’ab bin Umair, Abu salamah beserta istrinya yang bernama
Ummu Salamah binti Abu Umaiyyah, Utsman bin Madz’un, Abdurrahman bin Auf.
Rombongan hijrah ini dipimpin langsung oleh Utsman bin Affan. Dalam perjalanan
hijrah ini mereka berangkat secara diam-diam, mereka keluar dari Mekah dengan
berjalan kaki menuju pantai.
Kemudian naik ke sebuah perahu yang
terapung di pelabuhan Shuaibah yang siap mengantarkan mereka menuju ke Negeri
Habasah untuk menghindari kemurkaan dan kebiadaban kafir Quraisy. Di Negerei
Habasah mereka disambut dengan ramah dan penuh persahabatan. Ini adalah pertama
kali ajaran Islam tiba di Afrika. Kemudian Raja Habasah menempatkan mereka di
Negash yang terletak di sebelah utara Propinsi Tigray. Wilayah yang kemudian
menjadi pusat penyebaran Islam di Habasah.
Setelah kurang lebih tiga bulan
menetap di Habasah dan mendapat perlindungan, para sahabat mendapat kabar bahwa
masyarakat Mekah telah memeluk Islam. Maka beberapa sahabat di antaranya Utsman
bin Madz’un kembali ke Mekah. Ternyata kabar yang mereka terima adalah bohong.
Keadaan di Mekah ternyata belum aman, maka mereka kembali ke Habasah bersama
rombongan yang lain. Rombongan inilah yang kemudian termasuk dalam rombongan
hijrah ke Habasah tahap ke dua.
2.
Hijrah ke Habasah tahap kedua.
Hijrah ke Habasah pada tahap kedua ini
dipimpin oleh ja’far bin Abi Talib. Rombongan ini terdiri dari 83 pria dan 18
wanita. Mengetahui hal ini, kafir Quraisy segera mengirimkan utusannya, yaiutu
Amr bin Ash dan Imarah bin Walid menghadap Raja Habasah. Kedua orang itu
meminta agar Raja Najasyi mengusir umat islam dari Habasah.
Permintaan Amr dan Imarah itu ditolak
oleh raja Najasyi dan para sahabat tetap tinggal di Negeri itu hingga Nabi
Muhammad Saw hijrah ke Madinah. Namun tidak semua sahabat kembali berkumpul
dengan Nabi Muhammad Saw. Sebagaian dari mereka memutuskan untuk menetap di
Habasah untuk mengembangkan agama Islam disana. Setelah itu banyak penduduk
Habasah yang memutuskan untuk memeluk Agama Islam.
B.
sebab-sebab Nabi Muhammad Saw Menganjurkan Sahabat Hijrah ke Habasah.
Keadaan kaum muslimin semakin
menyedihkan. Mereka disiksa dan dianiaya oleh kaum kafir Quraisy. Keadaan ini
mentebabkan kesedihan yang amat dalam pada diri Nabi Muhammad Saw. Kekerasan
yang dilakukan kaum kafir Quraisy dan para pemimpin mereka terhadap kaum lemah
dari kaum Muslim ssemakin meningkat. Tidk henti-hentinya mereka disiksa,
diperlakukan dengan buruk, bahkan tidak segan-segan dibunuh oleh kaum kafir
Quraisy. Terutama kum muslimin dari golongan budak atau orang-orang yang
memiliki kedudukan sosial yang rendah.
Rasulullah Saw menganjurkan kaum Muslim
yang tertindas itu untuk hijrah Ke Habasah. Dengan hijrah itu, diharapakan
mereka akan mendapatkan kehidupan yang aman dan damai, sehingga mereka dapat
menjalankan Agama Islam dengan tenang.
Pemilihan Habasah sebagai negeri
tujuan hijrah adalah karena negeri itu mudah dijangkau dengan perahu. Selain
itu Negeri Habasah memiliki tiga raja yang adil dan tidak pernah berbuat
sewenang-wenangnya.
C.
Kesabaran Para Sahabat Nabi Muhammad Saw pada Peristiwa Hijrah ke Habasah
Sekian lama kaum muslimin bersabar menghadapi
kekejaman kaum kafir Quraisy. Jauh dari rasa tenteram dan damai setiap saat
mereka harus menghadapi siksaan, hinaan, dan cacian dari kafir Quraisy. Bahkan
nyawapun menjati taruhan. Sampai pada akhirnya mereka mengikuti perintah Nabi
Muhammad Saw untuk berhijrah ke Habasah.
Hijrah ini merupakan salah satu usaha
dari kaum muslimin untuk meringankan beban dari belenggu kafir Quraisy. Namun
perjalanan yang dilalui oleh para sahabat ke Habasah ini memerlukan keberanian
yang luar biasa. Mereka harus diam-diam keluar dari kota Mekah, agar tidak diketahui oleh kaum kafir Quraisy.
Dengan perasaan tidak menentu mereka mengendap-endap berjalan di malam hari
menuju pelabuhan. Mereka berharap mendapatkan ketentraman dan ketenangan hidup
di negeri hijrah.
Usaha kaum kafir untuk mengganggu
ketenangan kaum muslimin dalam berhijrah tidak berhenti sampai disitu. Utusan
dari kafir Quraisy berusaha mempengaruhi Raja Najasyi agar kaum muslimin yang
berada di Habasah diusir dari negerinya. Namun Allah Swt. Memberikan pertolongan
sehingga Raja Najasyi tidak terpengaruh, sehingga kaum muslimin masih bisa
tetap berada di negeri Habasah. Mereka menghadapi segala resiko dalam
mempertahankan Iman dengan penuh pengorbanan, kesabaran dan ketabahan. Sehingga
Allah Swt akan memberikan ganti surga bagi mereka yang berjuang di jalan-Nya
dengan penuh keikhlasan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar