Kota Thaif terletal di sebelah
tenggara kota Mekah. Kota Thaif adalah kota yang sangat bersejarah dalam
perkembangan Agama Islam. Jarak kota Thaif sampai Mekah kurang lebih 65 Km.
A.
Peristiwa Hijrah Ke Thaif
Firman Allah:
وَقَالُوا لَوْلَا نُزِّلَ هَٰذَا الْقُرْآنُ عَلَىٰ رَجُلٍ مِنَ الْقَرْيَتَيْنِ عَظِيمٍ
Artinya :
“Dan mereka berkata: “Mengapa
Al-Qur’an tidak diturunkan kepada seorang besar dari salah satu dua negeri
(Mekah dan Thaif) ini?,” (Qs. Az- Zuhruf:31)
Kota Thaif merupakan salah satu kota
yang diistimewakan oleh Allah Swt. Ayat diatas menerangkan bahwa Kota Thaif
dianggap setara kedudukannya dengan Kota Mekah.
Menurut Thabaqat Ibnu Sa’ad, peristiwa
hijrah Nabi Muhammad Saw ke Thaif terjadi pada Bulan Syawwal tahun kesepuluh
kenabian. Nabi Muhammad Saw pergi ke Thaif ditemani oleh Zaid bin Harisah.
Nabi Muhammad pergi ke Thaif dengan
tujuan untuk mencari bantuan keluarganaya yang ada di Thaif, yaitu Kinanah yang
bergelar Abu Jalil, dan Mas’ud yang bergelar Abu Kuhal, serta Habib.
Setelah Tiba di Thaif, Nabi Muhammad
Saw menuju ke rumah para pemuka Bani Tsaqif yang merupakan orang berkuasa di
daerah tersebut. Kemudian Nabi Muhammad Saw menyampaikan tentang Islam dan
mengajak mereka agar beriman kepada Allah.
Mereka menolak secara mentah-mentah
dan menjawab dengan kasar. Nabi Muhammad Saw bangkit dan meninggalkan mereka.
Nabi berharap agar berita kedatangannya tidak diketahui kaum Quraisy, tetapi
mereka menolak. Mereka justru mengerahkan kaum penjahat serta para budak untuk
menyerang dan melempari Nabi dengan batu. Hal ini mengakibatkan cidera pada
kaki Nabi Muhammad Saw. Zaid bin Haritsah pun berusaha keras melindungi beliau,
tetapi ia sendiri terluka.
Ternyata penduduk Thaif sudah dihasut
oleh Abu Jahal untuk tidak mempercayai Nabi Muhammad Saw. Kemudian Nabi
Muhammad Saw meninggalkan Thaif untuk menghindari kejaran penduduk dengan
kondisi pakaian yang berlumuran darah dan penuh luka. Dengan demikian hijrah ke
Thaif yang bertujuan untuk mendapat bala bantuan dari saudara Nabi dapat
dikatakan tidak berhasil.
B.
sebab-sebab Nabi Muhammad Saw. Hijrah ke Thaif
Penyebab Nabi Muhammad Saw hijrah ke
Thaif di antaranya adalah karena tekanan kaum kafir Quraisy kepada Nabi
Muhammad Saew. Kaum kafir Quraisy semakin sering mengganggu dan menyakiti Nabi
Muhammad Saw. Setelah Khadijah dan Abu Thalib wafat, mereka menganggap tidak
ada lagi orang yang disegani yang meindungi beliau.
Kemudian Nabi Muhammad Saw hijrah ke
Thaif dengan harapan dapat menyebarkan Agama Islam dengan tenang dan damai.
Beliau berharap akan mendapat dukungan dan bantuan dari saudara-saudaranya.
Namun kenyataannya berbeda, beliau justru dihina, diusir, dan dilempari batu
hingga terluka oleh penduduk Thaif, hingga Nabi Muhammad Saw kembali lagi ke
Mekah.
C.
Kesabaran Nabi Muhammad Saw dalam peristiwa Hijrah ke Thaif
Kesabaran Nabi Muhammad Saw selalu di
uji. Pada awalnya beliau mendapatkan ujian harus berpisah dari orang yang
berarti baginya, yaitu Abu Thalib dan Khadijah. Meski dalam keadaan sedih yang
mendalam, namun Nabi Muhammad Saw tetap melanjutkan dakwahnya. Ujian dan cobaan
kembali datang ketika Nabi Muhammad Saw hijrah ke Thaif. Nabi Muhammad Saw
memperoleh perlakuan kasar, hinaan dan pengusiran, bahkan beliau diserang
hingga terluka.
Dalam kondisi tersebut datanglah
Malaikat Jibril. Malaikat Jibril meminta izin kepada Nabi Muhammad Saw untuk
menghukum penduduk Thaif ysng telah berlaku kejam kepada beliau. Namun beliau
menolak. Beliau justru berdo’a “Allahummahdi qawmi fainnahum la ya’lamun”,
artinya: “Ya Allah berilah hidayah kepada kaumku ini, karena sesungguhnya
mereka tidak tahu.”
Bahkan beliau tak lupa mendoakan agar keturunan masyarakat Thaif
kelak menyembah Allah Swt.
Ketika penduduk Thaif menolak
dakwahnya, Nabi Saw, memutuskan untuk kembali ke Mekah. Sebelum sampai di kota
Mekah, beliau beristirahat sambil membersihkan lukanya di suatu perkebunan
anggur milik Uthbah dan Syaibah, anak Rabi’ah.
Setelah Rasulullah Saw sampai di kebun
milik Uthbah bin Rabi’ah, kaum penjahat dan para budak yang mengejarnya
berhenti dan kembali. Tetapi tanpa diketahui ternyata beliau sedang
diperhatikan oleh dua orang anak Rabi’ah yang sedang berada didalam kebun.
Setelah mereka tenang di bawah naungan pohon anggur itu, Rasulullah Saw
mengangkat kepalanya seraya berdo’a
Mendengar do’a Rasulullah Saw, hati
kedua anak lelaki Rabi’ah pemilik kebun itu tergerak. Mereka merasa iba. Mereka
memanggil pelayannya yang bernama Addas dan menyuruhnya mengambilkan buah
anggur, dan memberikannya kepada Rasulullah. Krtika Addas meletakkan anggur itu
di hadapan Rasulullah Saw dan meminta beliau untuk memakannya, Rasulullah Saw
mengulurkan tangannya seraya mengucapkan, “Bismillah.” Kemudian dimakannya.
Addas terkejut mendengar ucpan
Rasulullah. Nabi pun menceritakan bahwa dirinya adalah seorang Nabi yang diutus
Allah untuk menyampaikan Agama Islam seperti halnya Nabi sebelumnya. Seketika itu juga Addas berlutut di hadapan Rasulullah Saw lalu
mencium kepala, kedua tangan dan kedua kaki beliau. Alhamdulillah, Addas masuk
Islam.
Ingin Cari Kaos Dakwah Terbaik, Disini tempatnya:
BalasHapusKaos Islami Dakwah
Mau Cari Bacaan Cinta Generasi Milenia Indonesia mengasikkan, disini tempatnya:
Hati yang Tulus Tak Bisa Direkayasa