Boucing Smiley Star

Sabtu, 25 November 2017

Hijrah Nabi Muhammad Saw ke Kota Thaif



          Kota Thaif terletal di sebelah tenggara kota Mekah. Kota Thaif adalah kota yang sangat bersejarah dalam perkembangan Agama Islam. Jarak kota Thaif sampai Mekah kurang lebih 65 Km.
A. Peristiwa Hijrah Ke Thaif
          Firman Allah:

           وَقَالُوا لَوْلَا نُزِّلَ هَٰذَا الْقُرْآنُ عَلَىٰ رَجُلٍ مِنَ الْقَرْيَتَيْنِ عَظِيمٍ
          Artinya :
          “Dan mereka berkata: “Mengapa Al-Qur’an tidak diturunkan kepada seorang besar dari salah satu dua negeri (Mekah dan Thaif) ini?,” (Qs. Az- Zuhruf:31)
          Kota Thaif merupakan salah satu kota yang diistimewakan oleh Allah Swt. Ayat diatas menerangkan bahwa Kota Thaif dianggap setara kedudukannya dengan Kota Mekah.
          Menurut Thabaqat Ibnu Sa’ad, peristiwa hijrah Nabi Muhammad Saw ke Thaif terjadi pada Bulan Syawwal tahun kesepuluh kenabian. Nabi Muhammad Saw pergi ke Thaif ditemani oleh Zaid bin Harisah.
          Nabi Muhammad pergi ke Thaif dengan tujuan untuk mencari bantuan keluarganaya yang ada di Thaif, yaitu Kinanah yang bergelar Abu Jalil, dan Mas’ud yang bergelar Abu Kuhal, serta Habib.
          Setelah Tiba di Thaif, Nabi Muhammad Saw menuju ke rumah para pemuka Bani Tsaqif yang merupakan orang berkuasa di daerah tersebut. Kemudian Nabi Muhammad Saw menyampaikan tentang Islam dan mengajak mereka agar beriman kepada Allah.
          Mereka menolak secara mentah-mentah dan menjawab dengan kasar. Nabi Muhammad Saw bangkit dan meninggalkan mereka. Nabi berharap agar berita kedatangannya tidak diketahui kaum Quraisy, tetapi mereka menolak. Mereka justru mengerahkan kaum penjahat serta para budak untuk menyerang dan melempari Nabi dengan batu. Hal ini mengakibatkan cidera pada kaki Nabi Muhammad Saw. Zaid bin Haritsah pun berusaha keras melindungi beliau, tetapi ia sendiri terluka.
          Ternyata penduduk Thaif sudah dihasut oleh Abu Jahal untuk tidak mempercayai Nabi Muhammad Saw. Kemudian Nabi Muhammad Saw meninggalkan Thaif untuk menghindari kejaran penduduk dengan kondisi pakaian yang berlumuran darah dan penuh luka. Dengan demikian hijrah ke Thaif yang bertujuan untuk mendapat bala bantuan dari saudara Nabi dapat dikatakan tidak berhasil.
B. sebab-sebab Nabi Muhammad Saw. Hijrah ke Thaif
          Penyebab Nabi Muhammad Saw hijrah ke Thaif di antaranya adalah karena tekanan kaum kafir Quraisy kepada Nabi Muhammad Saew. Kaum kafir Quraisy semakin sering mengganggu dan menyakiti Nabi Muhammad Saw. Setelah Khadijah dan Abu Thalib wafat, mereka menganggap tidak ada lagi orang yang disegani yang meindungi beliau.
          Kemudian Nabi Muhammad Saw hijrah ke Thaif dengan harapan dapat menyebarkan Agama Islam dengan tenang dan damai. Beliau berharap akan mendapat dukungan dan bantuan dari saudara-saudaranya. Namun kenyataannya berbeda, beliau justru dihina, diusir, dan dilempari batu hingga terluka oleh penduduk Thaif, hingga Nabi Muhammad Saw kembali lagi ke Mekah.
C. Kesabaran Nabi Muhammad Saw dalam peristiwa Hijrah ke Thaif
          Kesabaran Nabi Muhammad Saw selalu di uji. Pada awalnya beliau mendapatkan ujian harus berpisah dari orang yang berarti baginya, yaitu Abu Thalib dan Khadijah. Meski dalam keadaan sedih yang mendalam, namun Nabi Muhammad Saw tetap melanjutkan dakwahnya. Ujian dan cobaan kembali datang ketika Nabi Muhammad Saw hijrah ke Thaif. Nabi Muhammad Saw memperoleh perlakuan kasar, hinaan dan pengusiran, bahkan beliau diserang hingga terluka.
          Dalam kondisi tersebut datanglah Malaikat Jibril. Malaikat Jibril meminta izin kepada Nabi Muhammad Saw untuk menghukum penduduk Thaif ysng telah berlaku kejam kepada beliau. Namun beliau menolak. Beliau justru berdo’a “Allahummahdi qawmi fainnahum la ya’lamun”, artinya: “Ya Allah berilah hidayah kepada kaumku ini, karena sesungguhnya mereka tidak tahu.”
Bahkan beliau tak lupa mendoakan agar keturunan masyarakat Thaif kelak menyembah Allah Swt.
          Ketika penduduk Thaif menolak dakwahnya, Nabi Saw, memutuskan untuk kembali ke Mekah. Sebelum sampai di kota Mekah, beliau beristirahat sambil membersihkan lukanya di suatu perkebunan anggur milik Uthbah dan Syaibah, anak Rabi’ah.
          Setelah Rasulullah Saw sampai di kebun milik Uthbah bin Rabi’ah, kaum penjahat dan para budak yang mengejarnya berhenti dan kembali. Tetapi tanpa diketahui ternyata beliau sedang diperhatikan oleh dua orang anak Rabi’ah yang sedang berada didalam kebun. Setelah mereka tenang di bawah naungan pohon anggur itu, Rasulullah Saw mengangkat kepalanya seraya berdo’a
          Mendengar do’a Rasulullah Saw, hati kedua anak lelaki Rabi’ah pemilik kebun itu tergerak. Mereka merasa iba. Mereka memanggil pelayannya yang bernama Addas dan menyuruhnya mengambilkan buah anggur, dan memberikannya kepada Rasulullah. Krtika Addas meletakkan anggur itu di hadapan Rasulullah Saw dan meminta beliau untuk memakannya, Rasulullah Saw mengulurkan tangannya seraya mengucapkan, “Bismillah.” Kemudian dimakannya.
          Addas terkejut mendengar ucpan Rasulullah. Nabi pun menceritakan bahwa dirinya adalah seorang Nabi yang diutus Allah untuk menyampaikan Agama Islam seperti halnya Nabi sebelumnya.  Seketika itu juga Addas  berlutut di hadapan Rasulullah Saw lalu mencium kepala, kedua tangan dan kedua kaki beliau. Alhamdulillah, Addas masuk Islam.
          Subhanallah! Begitu mulia sifat Nabi Muhammad Saw. Meskipun hatinya terluka, namun Nabi Muhammad Saw tidak dendam kepada penduduk Thaif.

1 komentar:

  1. Ingin Cari Kaos Dakwah Terbaik, Disini tempatnya:
    Kaos Islami Dakwah

    Mau Cari Bacaan Cinta Generasi Milenia Indonesia mengasikkan, disini tempatnya:
    Hati yang Tulus Tak Bisa Direkayasa

    BalasHapus